Mengusung tema kampanye kesejahteraan remaja seluruh dunia. UNICEF dan Sanrio Jepang, serta Kemdikbud RI, mengunjungi SMPN 3 Leuwiliang sebagai salah satu lembaga pendidikan yang menjadi profil program binaan. 
Perwakilan UNICEF Indonesia, Feby menjelaskan, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran remaja dunia, perihal lingkungan sekitarnya melalui metode pembelajaran berbasis pemrasalahan kontesktual. “Kami melakukan pengambilan gambar tantang permasalahan di lingkungan sekitar sekolah, dan solusi pemecahan masalah yang terkait dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan, atau suistenable development goals (SDGS),” jelasnya. 
Waka Kesiswaan SMPN 3 Leuwiliang, Isnaini Cahyanto menuturkan, selain kegiatan pengambilan gambar tersebut. Di sekolahnya juga diadakan sosialisasi materi kepada para peserta didik. “Dalam sosialisasi tersebut, peserta didik diberikan materi seperti identifikasi masalah kontekstual, pola pendidikan, keadaan sosial, perdamaian, kemanusiaan, perubahan iklim, hingga kesehatan,” paparnya. 
Kepala SMPN 3 Leuwiliang, Ida Zuraida menambahkan, untuk lebih memeriahkan pelaksanaan acara, pihaknya juga mengadakan serangkaian acara hiburan. “Acara terdiri dari, presentasi dengan poster, hingga drama dan bernyanyi bersama dengan tema pendidikan hingga sosial,” ungkapnya. 
Sambung Ida, dirinya berharap melalui kegiatan ini mampu menambah wawasan para murid, agar mampu tumbuh menjadi generasi muda yang berkarakter dan memiliki intelektual tinggi. “Terdapat tiga guru kami yang menjadi tenaga pendidik model yakni, Fitri Puspitasari, Isnaini Cahyanto, dan Heni Rochaeni. Dimana mereka menjadi guru model terkait penerapan program binaan di sekolah,” pungkasnya.(Disdikprolap)