CIBINONG - Sebagai program peningkatan dan pengembangan invoasi kualitas layanan edukasi bagi masyarakat, Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor berencana membentuk sekolah bebasis digital. Direncanakan sekolah tersebut diterapkan tahun ini.
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SMP Disdik Kabupaten Bogor, Yanto Ngugianta menjelaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan pemetaan untuk pembentukan sekolah yang dijadikan model percontohan.
"Saat inibaru SMPN 1 Gunungputri yang menyatakan kesiapannya. Mereka telah menerapkan sekolah berbasis digital sejak beberapa tahun ke belakang, dan akan diadopsi dalam skala luas saat ini," jelasnya.
Dia mengatakan, program sekolah berbasis digital sendiri merupakan, pengembangan dan penggunaan teknologi komputer untuk melakukan manajerial, operasional, hingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran secara digital.
"Saat ini kami tengah menyusun instrumen tata pelaksanaan sekolah digital, dengan melibatkan tim dari elemen pegawas, dan kepala sekolah sebagai pembentukan acuan teknis nantinya," ujar Yanto.
Diakui Yanto, lantaran masih terbatasnya ketersediaan sarpras terutama prangkat pendukung berbasis IT di sekolah, pihaknya akan memetakan program tersebut menjadi dua yakni, sekolah dan kelas digital.
"Jika program sekolah digital pelaksanaannya meliputi seluruh kegiatan di lembaga. Namun, untuk kelas digital hanya menyasar kepada proses KBM dalam kelas menggunakan prangkat komputer," ungkapnya.
Kabid Pembinaan SMP Disdik Kabupaten Bogor, Hidayat mengemukakan, guna mendukung penerapan program tersebut, pihaknya sendiri berencana melakukan pengembangan sarpras melalui penganggaran daerah.
"Salah satu prangkat yang diwacanakan akan ditunjang pemerintah meliputi, finger print, dan komputer. Akan tetapi, melihat hingga saat ini masih tahap penyusunan instrumen. Kemungkinan besar nantinya masih ada bantuan yang dilakukan daerah untuk sekolah-sekolah pilot project tersebut," tuturnya.
Hidayat berharap, melalui program ini terdapat perubahan pengembangan kualitas pembelajaran dan pengelolaan sekolah berbasi digital.
"Sesuai dengan pola pendidikan karakter, dan pendidikan industri 4.0. Kami berharap melaui porgram ini sekolah, guru, hingga siswa mulai terbiasa mengguankan teknologi dalam kegiatan sehari-hari," tutupnya.
Sementara itu, persiapan terus dilakukan untuk realisasi sekolah digital di tingkatan SMP di Kabupaten Bogor. Pengawas, bahkan sudah menjadwalkan untuk melakukan studi banding ke SMPN 1 Gunungputri yang disebut sudah sejak lama menerapkannya.
"Sekolah tersebut (SMPN 1 Gunungputri, red) sudah mendekati sebagai sekolah digital. Maka kita akan melihat langsung kondisinya," ungkap Korwas Disdik Kabupaten Bogor, Itang Cintaka.
Selain mengagendakan untuk berkunjung ke SMPN 1 Gunungputri, Itang mengaku jika pihaknya sedang melakukan pemetaan terhadap sekolah yang nantinya diproyeksi menjadi model percontohan sekolah digital.
Adapun, ada empat indikator persyaratan menjadi sekolah model yaitu ketersediaan prangkat pendukung, sumber daya manusia, teknis tata kelola, dan rencana program jangka panjang sekolah.
“Identifikasi kebutuhan nantinya disiapkan secara bertahap, baik meliputi sarpras dan perangkagbpendukung lainnya yang akan dianggarkan pemerintah daerah,” kata Itang.
Namun, diakui Itang yang menjadi kendala besar dalam penerapan sekolah digital adalah ketersediaan sarana dan prasarana, sehingga nantinya hanya beberapa sekolah saja yang ditunjuk sebagai model sekolah digital percontohan.
Kasubag Program dan Pelaporan Disdik Kabupaten Bogor, Acep Hasbullah mengungkap, tindak lanjut perangkat pendukung bisa diajukan sekolah, atau hasil dari identifikasi tim pengawas.
“Maka dari itu, kita akan membuat sekolah rintisan yang di Surat Keputusan Kadisdik. Selanjutnya jika memang sudah siap, baru ditetapkan oleh Bupati Bogor. Dimana dengan begitu, penganggaran perangkat pendukung bisa dilakukan pada APBD,” ucapnya.(DisdikPorlap)