Sebagai penguatan pelayanan pendidikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di wilayahnya. Ratusan kepala Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor. Menyelenggarakan kegiatan pelatihan program inklusi kemarin, (3/7).
Ketua K3S SD Kecamatan Gunungputri, Muhaman Ali menjelaskan, kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu program peningkatkan mutu kualitas pendidikan. Salah satunya penerapan inklusi di sekolah-sekolah formal.
“Pelatihannya diikuti sebanyak 74 kepala SD se-Kecamatan Gunungputri, dan guru sekitar 95 orang dari perwakilan tiap lembaga,” jelasnya.
Dikatakannya, paparan materi melibatkan lintas sektor, mulai dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Pengawas, Korwandik, hingga Master Of Trainer Inklusi daerah.
“Kami melibatkan para kepala sekolah, agar pasca pelatihan ini bisa menerapkannya di lembaga berikut dengan kebijakannya. Untuk para guru, nantinya mereka akan menjadi tenaga pendidik khusus yang menjadi pilot project pendamping inklusi di lembaga masing-masing,” tutur Ali.
Master Trainer Inklusi Kabupaten Bogor, Ade Suryana mengemukakan, untuk paparan materi meliputi enam konsep pendidikan bagi ABK.
Rincinya, definisi pendidikan inklusi, pemahanan ABK, model pembelajaran, pola ajar, kebijakan, dan pengenalan identifikasi murid berkebutuhan khusus.
“Selama ini pelaksanaan pendidikan inklusi masih terbentur dengan ketersediaan guru pendamping khusus, dan sarana fisik yang terbatas. Namun, melalui program pengembangan SDM seperti ini, Kabupaten Bogor bisa menjalankan pelayanan ABK di sekolah formal dengan maksimal,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Luthfie Syam mengatakan, pihaknya mengapresiasi program pengembangan inklusi yang dilakukan Kecamatan Gunungputri. Dirinya berharap kegiatan serupa bisa segera diterapkan, di sekolah ataupun daerah lainnya.
“Kabupaten Bogor sendiri memiliki Perbub Nomor 27 tahun 2016, dan ditambah Permendikbud No 70 tahun 2009 tentang layanan ABK dalam program inklusi. Dimana payung hukum tersebut, menjadi landasan dasar penerapan di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Sambung Luthfie, guna mendukung program pelayanan inklusi di daerah. Pihaknya telah melakukan pengembangan dalam kontruksi fisik bangunan sekolah.
“Melalui bidang pengembangan sarpras Disdik Kabupaten Bogor, kami mulai merancang bentuk fisik bangunan sekolah yang ramah ABK, salah satu percontohannya di unit SDN Ciawi 03. Dimana kita akan terus kembangkan program tersebut,” cetusnya.(Disdikporlap)