Bertempat di lapangan sekolah, ratusan murid SDN Parung Tanjung 01, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Mengikuti kegiatan marketing day akhir pekan kemarin, (2/11). Kepala SDN Parung Tanjung 01, Hartati menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda rutin sekolah, dalam pembelajaran kewirausahaan bagi para murid. “Pelaksanananya dilakukan selama dua hari yang dimulai pada tanggal, 1-2 November. Dengan melibatkan murid dari kelas IV-VI, dengan konsep penjualan olahan kerjainan tangan tradisional, serta aneka jenis makanan,” jelasnya.
Lanjutnya, program ini dilaksanakan mulai dari beberapa tahun lalu. Selain melibatkan para murid, acara tersebut juga terbuka bagi umum serta orangtua. “Konsepnya benar-benar kami kemas seperti bazzar umum. Nantinya, setiap stand terbagi menjadi beberapa kelompok, ketika sudah memasuki masa penutupan para murid akan membuat laporan,” tutur Hartati.
Diakui Hartati, pelaksanaan metode pembelajaran seperti ini mendapat respon sangat positif dari orangtua murid. “Hampir semua barang yang dijajahkan para peserta habis terjual. Hasil laba yang diperoleh, akan dipergunakan bagi kebutuhan kelompoknya masing-masing,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD Disdik Kabupaten Bogor, Wawan Kuswandi menuturkan, pihaknya sangat mendukung kegiatan pembelajaran dengan konsep praktik seperti itu.
Menurutnya, pengemasan materi pembelajaran dengan melakukan simulasi atau praktik, akan menambah efektifias hingga penguasaan bagi para peserta didik. “Sistem tersebut bisa dikatakan High Order Thinking Skill (HOTS), dimana para murid diarahkan untuk memahami, menerapkan, menganalisa, hingga mengevaluasi materi yang dipelajari,” papar Wawan.
Sambung Wawan, pihak Disdik tidak melarang ataupun memberi peraturan khusus, bagi sekolah terutama guru, dalam melakukan pengemasan metode pembelajaran. “Pembaharuan situasi, dan kondisi metode penyampaian materi boleh dilakukan sekolah dengan tujuan memberikan suasana baru bagi murid, agar membangun kegiatan belajar lebih aktif,” pungkasnya.(Disdikprolap)
Lanjutnya, program ini dilaksanakan mulai dari beberapa tahun lalu. Selain melibatkan para murid, acara tersebut juga terbuka bagi umum serta orangtua. “Konsepnya benar-benar kami kemas seperti bazzar umum. Nantinya, setiap stand terbagi menjadi beberapa kelompok, ketika sudah memasuki masa penutupan para murid akan membuat laporan,” tutur Hartati.
Diakui Hartati, pelaksanaan metode pembelajaran seperti ini mendapat respon sangat positif dari orangtua murid. “Hampir semua barang yang dijajahkan para peserta habis terjual. Hasil laba yang diperoleh, akan dipergunakan bagi kebutuhan kelompoknya masing-masing,” ungkapnya.
Sementara, Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD Disdik Kabupaten Bogor, Wawan Kuswandi menuturkan, pihaknya sangat mendukung kegiatan pembelajaran dengan konsep praktik seperti itu.
Menurutnya, pengemasan materi pembelajaran dengan melakukan simulasi atau praktik, akan menambah efektifias hingga penguasaan bagi para peserta didik. “Sistem tersebut bisa dikatakan High Order Thinking Skill (HOTS), dimana para murid diarahkan untuk memahami, menerapkan, menganalisa, hingga mengevaluasi materi yang dipelajari,” papar Wawan.
Sambung Wawan, pihak Disdik tidak melarang ataupun memberi peraturan khusus, bagi sekolah terutama guru, dalam melakukan pengemasan metode pembelajaran. “Pembaharuan situasi, dan kondisi metode penyampaian materi boleh dilakukan sekolah dengan tujuan memberikan suasana baru bagi murid, agar membangun kegiatan belajar lebih aktif,” pungkasnya.(Disdikprolap)