CISARUA - Semangat menimba ilmu murid SDN Cikoneng, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, sangat luar biasa dan layak diacungi dua jempol. 

Betapa tidak, setiap hari mereka harus bertaruh nyawa agar bisa tiba ke sekolah. "Untuk bisa sampai ke sekolah, setiap pagi anak-anak dan beberapa guru menumpang truk milik perkebunan teh," ucap guru SDN Cikoneng, Dimana Handayani.

Dian menuturkan, SDN Cikoneng berada di tengah hamparan perkebunan teh. Didirikan untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak usia sekolah yang dominan orangtuanya bekerja di perkebunan teh.

Untuk menuju sekolah, tidak ada angkutan umum yang melintas. Maka ketika truk perkebunan teh telah berangkat, konsekuensinya adalah berjalan kaki dengan waktu tempuh hampir satu jam.

"Jarak SDN Cikoneng dari Jalan Raya Puncak-Cianjur memang hanya sekitar 7 km, tapi infrastruktur jalan berbatu dan banyak tebingan curam. Apalagi jika musim penghujan, sangat berisiko, bahkan sudah dipastikan hanya 40 persen anak yang masuk sekolah," terangnya.

Kepala SDN Cikoneng, Endis Suherman berharap Pemkab Bogor memberikan bantuan unit kendaaan untuk mengangkut peserta didiknya. Sehingga anak didiknya tidak lagi menumpang truk perkebunan teh untuk bersekolah.

"Setiap hari kami dihantui rasa khawatir, dan cemas," tuturnya.

Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Bogor, Abidin Said mengucap, sudah semestinya memikirkan penyediaan kendaraan angkutan untuk murid SDN Cikoneng.

"Yang terjadi di SDN Cikoneng itu kan sudah bertahun-tahun, mudah-mudahan pemerintahan yang sekarang memimpin Kabupaten Bogor memikirkan solusinya," tukasnya.(DisdikPorlap).