CIBINONG - Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, segera menarik buku Kurikulum 2013 kelas V SD Tema 7 edisi revisi 2017. 

Di halaman 45 pembelajaran 4 pada buku tersebut, terdapat materi yang mengelompokkan Nahdatul Ulama (NU) sebagai bagian dari organisasi radikal, bersanding dengan Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

"Disdik Kabupaten Bogor sudah sebar edaran ke sekolah untuk menarik buku tersebut," ujar Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian SD Disdik Kabupaten Bogor, Wawan Kuswandi.

Hanya saja, dia berujar, mengingat buku pengganti belum ada, buku tersebut belum bisa ditarik. Namun untuk sementara, sudah diinstruksikan ke sekolah agar materi pelajaran tersebut digunting lembarannya.

"Sudah berdasarkan keputusan bersama dengan PCNU Kabupaten Bogor. Diinstruksikan dilewat untuk materi tersebut, supaya anak didik tidak mendapat mendapat materi pelajaran yang menyimpang," katanya.

Kepala Disdik Kabupaten Bogor, Tb Luthfie Syam mengatakan, sudah menyampaikan perihal ini kepada bupati dan PCNU Kabupaten Bogor.

"Tentunya sangat disayangkan, apakah sebelum didistribusikan tidak ada kontroling untuk memeriksa setiap materi yang disajikan," ungkapnya.

Luthfie pun mengaku masih menunggu informasi dari Kemendikbud perihal ini. "Yang kami lakukan sekarang adalah menginstruksikan kepada tiap sekolah agar tidak memberikan materi tersebut. Sementara bagi yang sudah terlanjur, agar memberikan pemahaman ulang," ucapnya.

Sementara, Kemendikbud telah membuat edaran untuk menarik buku kelas V SD/MI Tema 7. 

"Tarik dan nanti guru-guru bisa mengambil bagian itu dari website Kemendikbud. Yang penting harus segera ditarik," kata Mendikbud, Muhadjir Effendy.

Muhadjir menyebut, buku itu dicetak pada masa menteri sebelumnya. Sebab, selama dirinya menjabat sebagai Mendikbud, tidak pernah melakukan revisi buku.

Menurut dia, kalimat dalam buku itu ingin menjelaskan masa perjuangan melawan penjajah di mana ada sejumlah organisasi yang tidak mau kompromi dengan penjajah Belanda.

Organisasi itu lantas dikelompokan dan disebut bersifat radikal. Kata radikal ini pula yang dikhawatirkan akan membuat nilai sejarah perjuangan oleh NU keluar dari konteks yang sebenarnya.(DisdikPorlap).